Wednesday, November 24, 2021

Pengalaman Ikut Sertifikasi PADI Open Water Diver

Berawal dari pengalamanku coba scuba diving sekitar tahun 2016 di Tanjung Benoa Bali, aku jadi tertarik sama kegitan scuba diving. Di 2016 itu, aku coba scuba diving bareng beberapa teman, dengan biaya yang cukup murah sekitar 300 ribu per orang. Seingatku waktu itu kami disediakan perlengkapan lengkap, tapi diberi penjelasan hanya sebentar, salah satunya hand signal atau gerakan tangan untuk komunikasi di bawah air. Lalu kami turun ke kedalaman hanya sekitar 6 meter dan objek yang dilihat hanya sedikit: karang, ikan nemo, anemon. Tapi lihat yang seperti itu aja aku udah seneng banget dan tertarik banget mau diving terus. Ada salah satu temanku yang sudah ikut sertifikasi duluan di tahun 2016 itu dan aku ngga sempat ikut karena skripsi, kerja, dan kegiatan lainnya.

Dive pertama 2016, kata temanku mirip Masha & The Bear

Perfect-timing 

Tahun demi tahun berlalu sampai akhirnya aku punya cukup waktu, tenaga, dan uang (meskipun yang satu ini lebih ke pas-pasan sih hahaha). Kebetulan temanku yang sudah sertifikasi duluan punya rekomendasi dive center di Tulamben Bali yaitu Joe's Diving, yang bagus dan harganya terjangkau banget. Kalau cari di salah satu e-commerce ada yang jual paket sertifikasi diving sekitar 7 juta dengan spot dive di Jakarta, sedangkan rekomendasi temanku ini hanya setengahnya saja lebih dikit. Temanku juga mau nyetirin dari Kuta ke Tulamben yang jaraknya jauh banget kayak Jakarta-Bandung udah gitu ngga bisa nge-Grab atau naik kendaraan umum kalau ke sana. Mumpung timing-nya pas: ada yang mau nyetirin, dan kebetulan akan ada temen yang mau barengan juga meskipun hanya discovery diving (bukan ambil sertifkasi), langsung aja aku mulai rencana sertifikasi aku.

Langkah pertama

Pertama, aku nentuin seritikasi apa yang mau diambil. Asosiasi diving yang menyediakan sertifikasi diving diantaranya yang terkenal ada PADI (Professional Association of Diving Instructors) dan SSI (Scuba School International). Harga SSI memang lebih murah (beda 400 ribuan), tapi karena dari dulu aku lebih duluan tau PADI dan menurutku kayaknya lebih keren PADI (ngga tau kenapa, padahal sama aja kok!) jadi aku ambil yang sertifikasi PADI. Nama sertifikasi scuba diving untuk pemula di PADI adalah PADI Open Water Diver.

Timeline

Setelah nentuin dive center dan jenis sertifikasinya, aku mulai tentuin itinerary. Untuk kegiatan sertifikasi di sana aku butuh luangkan waktu 3 hari ditambahan waktu 1-2 hari setelahnya, karena sudah diperingatkan temanku kalau setelah diving kasih jeda waktu 24 jam sebelum ikut penerbangan pulang. Lalu aku juga mikir habis hari kerja kayaknya ngga mungkin aku langsung masuk kegitan sertifikasinya, jadi aku luangin lagi waktu satu hari sebelum hari H untuk istirahat dan belajar materi. Jadi waktu yang aku luangin yaitu terbang dari Depok ke Bali tanggal 7 November, lalu tanggal 8-11 November masih kerja seperti biasa, tanggal 12 cuti untuk persiapan, tanggal 13-15 kegiatan sertifikasinya, tanggal 16 istirahat dan tanggal 17 penerbangan pulang ke Depok.

e-Learning

Sebelumnya lagi, di tanggal 5 November aku sudah DP ke dive centernya agar mereka bisa urus pendaftaranku ke PADI sekitar 1-2 hari. Tepat tanggal 7 November sebelum aku flight ke Bali, aku sudah terdaftar secara online di web e-learning PADI dan sudah bisa akses seluruh materinya. Materinya cukup banyak jadi buat aku yang butuh waktu lama untuk baca dan pahami materinya, waktu H-seminggu gini sangat membantu untuk aku pelajari e-elarning-nya. Untuk materinya ada pilihan bahasa Indonesia tapi menurutku itu hasil terjemahan yang kurang mudah dimengerti, jadi aku pilih materi bahasa Inggris aja. Instruktur dari Joe's Diving mengarahkan agar segera disimak semua materinya karena cukup banyak, dan tentunya jaga kesehatan hingga kegiatan hari H nanti karena pasti akan melelahkan. Meskipun sudah bisa akses jauh-jauh hari tetap saja aku menyelesaikan e-learning ku mepet tepat satu hari sebelum aku mulai kegiatan sertifikasinya hehehe.

Hari Pertama: Confined Water & Open Water

Akhirnya tiba juga ke hari ini yang bikin aku excited dan deg-degan. Karena aku stay di Kuta dan dive center yang mau aku tuju ada di daerah Tulamben, aku berangkat dari Kuta sekitar jam 5 pagi. Dari Kuta aku dan temanku jemput 2 orang teman kami dulu di daerah Canggu, baru langsung menuju Tulamben. Perjalanan di tempuh sekitar 2,5-3 jam dan kami sempat berhenti untuk ke toilet dan sarapan nasi. Kami tiba di Joe's Diving sekitar pukul 08.30 disambut oleh dua instuktur dive kami yaitu Martin & Mba Friska, serta kedua anjing mereka yaitu Lucky dan Wicky.

Seharusnya, untuk sertifikasi hari pertama aku hanya teori dan sesi confined water (di kolam renang), namun karena ada dua temanku yang ikut discovery diving aja (tanpa sertifikasi), maka hari pertama aku langsung mix antara sesi kolam renang dan dive. Pertama kami diberi teori singkat tentang tekanan di dalam air, 'bernafas' di dalam air, serta teknik equalizing untuk mencegah ketidaknyamanan di bagian telinga ketika diving. Setelah itu kami memilih peralatan sesuai ukuran kami dari mulai baju selam (wet suit), mask, fin. Fun fact, untuk yang matanya minus, mask-nya ada yang menggunakan lensa minus, tapi di sini dikenakan harga charge lebih. Tapi kalau mau pakai softlens juga bisa kok sehingga mask nya cukup pakai mask biasa, dan tentunya tetap aman. Setelah memilih peralatan, kami menggunakan semua peralatannya, termasuk tangki udara, untuk masuk sesi kolam renang.

Kolam renang yang kami gunakan punya kedalaman sekitar 4 meter. Kami berlatih cara bernafas menggunakan regulator udara, cara pakai BCD (buoyancy control device, seperti pelampung baju yang bisa dipompa dan dikempeskan untuk membantu ngambang dan tenggelam di dalam air), serta mempraktikkan teknik equalizing. Kami juga mempraktikkan renang ke kedalaman kolamnya dan memastikan kami nyaman berada di kedalaman air. Setelah sesi kolam renang selesai, kami langsung menuju dive site yang paling terkenal di sana yaitu USAT Liberty Shipwreck.

Untuk menuju dive site USAT Liberty Shipwreck, kami hanya perlu jalan kaki sekitar 200 meter dari Joe's Diving menuju pinggir pantai, lalu langsung dive dari pinggir pantai tanpa perlu naik kapal. Dive pertama ini benar-benar merefresh aku gimana rasa asinnya air laut, gimana ajaibnya masuk ke kedalaman laut dan 'melayang-layang'. Dan dive site ini bener-bener magical banget, meskipun jarak pandangnya bukan yang best, tapi bener-bener bagus ngga bisa berkata-kata. Aquatic life nya rame banget dan indah, kapal karamnya juga besar banget, meskipun udah ngga utuh bentuk kapal tapi bener-bener majestic, udah banyak ditumbuhi karang dan banyak spot-spot yang bisa dieksplor. 

Kami menyelam selama sekitar 40 menit sampai kedalaman 12 meter. Karena dive site ini bener-bener terkenal dan diminati, kami juga berpapasan sama penyelam lain. Temanku yag pernah ke sini bilang waktu itu bahkan di sini ramai banget sampai kayak pasar. Waktu 40 menit berasa cepet banget sampai akhirnya kita harus naik lagi ke atas dan pulang ke dive center. Salah satu feedback yang aku dapat dari diving pertamaku adalah: your fin kick sucks! Dan setelah aku liat beberapa footage yang sempet terekam temanku lewat Gopro: ah iya jelek banget parah! FYI selama sertifikasi aku tidak boleh memegang Gopro, jadi semua foto dan video direkam oleh temanku.

Setelah diving pertama, teman-temanku sudah selesai semua kegiatannya sedangkan aku lanjut teori dan praktik set-up alat diving. Aku melakukan set-up alat berulang sampai 4-5 kali. Ya beginilah nasibnya, udah certified justru harus tanggung jawab sama alat yang akan dipakai sendiri dan tau seluk beluknya. Setelah cukup lancar set-up alat, aku lanjut sesi kolam renang beberapa materi hingga sekitar jam 17.30, lalu kegiatan hari itu selesai. Hari pertama memang cukup padat karena mix dengan open water dive, lelah banget tapi tetep menyenangkan dan ngga sabar hari berikutnya!

Bersama Martin, instrukturku yang sangat keren dan sabar

Hari Kedua: Open Water, Quiz, Open Water

Agenda hari kedua ngga sepadat hari sebelumnya. Pagi hari setelah sarapan aku langsung bersiap pakai seluruh peralatan termasuk set-up alat dive, lalu pergi ke dive site berikutnya yaitu Coral Garden. Untuk sampai ke sana, aku dan instrukturku naik mobil pickup sekitar 3 menit untuk sampai ke pantai. Masih sama, kami dive langsung dari pinggir pantai. Kondisinya tidak terlalu mendung seperti kemarin, dan di dive kedua ini aku juga makin enjoy tapi masih sedikit panik kalau badan suka ketarik ke atas sendiri. Kata instrukturku kalau sudah terbiasa pasti bisa lebih rileks dan bisa kendaliin buoyancy. 

Dive site kali ini cukup banyak karang yang bisa dilihat, dan tentunya indah banget, namun visibilitynya juga belum terlalu clear. Yang dilakukan selama open water selain aku liat-liat pemandangan di bawah, aku juga dites beberapa skill dive yang udah diajarin selama di sesi kolam. Beruntungnya, instrukturku selalu sabar mengarahkan sampai skill yang harus dipraktikkan di open water sudah bisa aku kuasai. Cukup deg-degan ketika dive sambil 'dites' gini, tapi tetep excited! Jadi meskipun lagi sertifikasi, sesi open water ini tetap menyenangkan kayak rekreasi biasa. Di dive kali ini tempat masuk dive dan keluar dive nya ada di titik yang berbeda. Kami keluar di titik yang sama dengan dive Liberty hari sebelumnya. Jadi, kami pulang ke dive center hanya cukup dengan berjalan kaki.

Setelah membereskan peralatan dan berganti baju, aku ngerjain total 4 quiz (sepertinya 3 quiz di hari pertama dan 1 quiz di hari kedua) yang kurang lebih sama dengan yang sudah aku kerjakan di e-learning. Jadi, ngga sulit untuk menyelesaikannya. Selain quiz ada juga exam yang jumlahnya 50 soal, jika sudah menguasai quiz pasti mudah juga untuk menyelesaikan exam-nya. Aku berhasil melewati seluruh quiz dan exam-nya, yeay sangat lega! Setelah quiz, pembahasan, exam dan sedikit teori, kami break makan siang baru lanjut untuk dive terakhir hari ini.

Dive site kedua adalah Kubu Reef. Di sini jaraknya lebih jauh, kami harus naik mobil pick up sekitar 5 menit. Untuk pemandangan di bawah, kurang lebih mirip dengan Coral Garden, banyak karang dan ikan yang bisa dilihat, lalu kami ketemu penyu! Laut semakin diselami semakin banyak yang dilihat, bikin makin takjub. Selain rekreasi, lagi-lagi ada beberapa dive skill yang dites di sesi open water kali ini dan tentunya semua berjalan lancar. Fin kick aku juga cukup membaik dan aku lebih tenang ketika badan ketarik sendiri ke atas, lebih bisa atur buoyancy meskipun masih mletat mletot. 

Salah satu yang aku ingat, ketika naik ke permukaan, ombaknya cukup besar jadi aku merasakan rasanya terombang-ambing di lautan. Meski begitu, aku merasa dive kedua ini tidak semelelahkan dive pertama, mungkin karena sudah cukup terbiasa atau karena sudah makan siang yang porsinya lebih banyak dari sarapan tadi hahaha.

Setelah dive, agenda terakhir adalah tes renang. Selain sebagai persyaratan, tes renang ini juga untuk memantapkan fin kick aku. Aku diminta renang di kolam sebanyak 3 putaran (kurang lebih total 300 meter) dengan menggunakan alat snorkle dan fin. Aku pikir tes renang ini akan jadi yang paling sulit, tapi setelah dijalani gampang banget, aku malah sampai nambah 2 putaran *sombong.

Atas: hasil foto dari Gopro 7. Bawah: setelah color correction pakai aplikasi Dive+.

Hari Ketiga: Open Water & Certified!

Akhirnya hari terakhir tiba, makin deg-degan makin excited. Pagi hari setelah sarapan, instrukturku memberikan 2 pilihan dive site, antara Drop Off atau Pura Gerombong. Temanku sudah pernah ke drop off dan katanya bagus, tapi kami penasaran dengan penjelasan 'Secret Rocks' yang ada di Pura Gerombong, akhirnya kami memilih Pura Gerombong sebagai dive site terakhir. Dive ke empat yang mana dive terakhir dari seluruh rangkaian sertifikasi ini berasa banget aku lebih nyaman handle semua peralatan selam, lebih bisa atur fin kick dan buoyancy di dalam air. Dan pilihan dive site Pura Gerombong adalah pilihan yang tepat menurut kami.

Kebetulan hari ini cuaca cukup cerah, jarak pandang di dalam air cukup clear, lebih clear dari hari sebelumnya. Kontur dasar lautnya cukup curam sekitar 70 derajat kemiringan, banyak ditumbuhi karang dan ikannya banyak banget. Meskipun ada area yang hanya pasir aja tapi bikin dive kali ini lebih adventurous. Setelah beberapa tes skill dan jalan sebentar, kami sampai di tempat yang bikin kami penasaran: Secret Rocks. Bentuknya seperti goa yang ngga terlalu dalam, lebih seperti cekungan. Tapi beneran gelap dan dingin. dan di dinding goa nya dipenuhi karang yang indah. Rasanya ada di dalam goa kecil ini bener-bener susah dideskripsiin, mencekam, excited, kagum. Kami juga ketemu hewan laut unik salah satunya mantis shrimp, yang ternyata cukup berbahaya kalau kita sampe diserang mereka. 

Ketika sampai di permukaan, aku sendiri ngerasa lega banget udah selesai dive terakhir, ngerasa happy banget juga dari pemandangan yang dilihat, dan yang cukup bikin lega kata temanku dia lebih puas di sini dibanding dengan Drop Off. Drop Off memang lebih terkenal dan kontur curamnya bisa sampai 90 derajat, tapi experience di secret rocks bener-bener membekas banget di hati. Sepanjang jalan pulang dari dive site ke dive center, aku merasa flashback lagi kenapa aku bisa ada di sini, dari hari pertama sampai hari ketiga ini, rasanya bener-bener happy dan bersyukur. 

Sampai di dive center, aku masih ada satu tes lagi di pool yaitu tes mengambang, dan kali ini juga bisa dilewati dengan lancar karena cukup ngambang menghadap atas aja. Kuncinya rileks, nafas teratur, lalu kaki digerakan seperti mengayuh pelan supaya ngga tenggelam pelan-pelan. Setelah tes itu, aku bisa break dulu, bebersih, makan siang, lalu bertemu dengan instruktur aku lagi untuk review dan pengurusan administrasi sertifikasinya.

Kembali dari makan siang, instrukturku sudah siap dengan laptopnya. Dia melakukan cek-cek lagi di web PADI, memastikan dataku benar, dan ta-daa, aku resmi tersertifikasi sebagai PADI Open Water Diver. Rasanya lega banget! Setelah itu aku juga menyelesaikan pelunasan biaya sertifikasi. Sejak hari kedua aku juga sudah memasukkan log dive ke dataku di PADI, sehingga untuk keempat dive trainingnya sudah terinput ke dalam log dive ku. Kami juga banyak diskusi tentang alat dive, tentang dive site yang bagus untuk dikunjungi berikutnya, termasuk dive site yang perlu diwaspadai karena kondisi yang ekstrim sehingga banyak memakan korban. Ya, yang terakhir itu, meski udah certified aku tetep harus memperhatikan keselamatan selama dive.

Kalian bisa menikmati scuba diving tanpa tersertifikasi, seperti yang dilakukan temanku lewat discover scuba diving. Seluruh peralatan disiapkan dan diarahkan secara penuh selama di dalam air, tentunya kedalamannya terbatas. Dengan tersertifikasi, kalian akan terlatih dan memenuhi standar yang dibuat asosiasi diving untuk mengeksplor lebih banyak ketika diving. Sertifikasi lanjutannya pun banyak untuk spesialisasi diver seperti rescue diver, underwater photographer, penyelaman advanced untuk dive malam hari, dengan tabung udara khusus, bahkan untuk kedalaman yang lebih jauh.

Tulamben 2021, sampai ketemu lagi nanti!

Overall

Sampe aku ngetik ini, masih ngga nyangka aku bisa ngelewatin ini semua. Keinginan dari dulu akhirnya bisa terwujud. Bisa secara langsung menjelajah bagian bumi yang cukup ekstrim. Merasa seneng, merasa bangga tapi juga merasa ngga ada apa-apanya. Merasakan ada di bawah lautan, yang kalo liat sekeliling ga keliatan ujungnya, yang kalo alat bantu selamnya ada malfungsi yaudah ngga bisa apa-apa. Merasa ngga ada apa-apanya, ga punya apa-apa, ngga berhak angkuh, merasa kecil banget jadi manusia dibanding semua ciptaan-Nya apalagi Sang Pencipta.

Akhir-akhir ini masih sering tiba-tiba sering bengong sendiri, entah jiwanya ketinggalan di laut atau cuma kangen Bali. Semoga experience ini selalu ngingetin aku untuk ngga angkuh, untuk selalu inget kalo manusia hidup ngga sendiri, untuk ngga egois, untuk boleh merasa spesial tapi kamu juga ngga spesial, untuk selalu bersyukur, bangga, dan sayang sama diri sendiri.

Terima kasih sudah mampir di blog ini! Sampai ketemu di dive berikutnya!

Foto dan cerita lain ada di highlight Instagram-ku. Kalau mau tanya-tanya lebih lanjut juga boleh banget DM ke Instagram @xmeivy ya!

Continue Reading...

Follow The Author